ANALISIS AMANAT NOVEL SALAH PILIH MELALUI PENDEKATAN STRUKTURAL
Dosen Pembimbing:
Syaiful Musaddat, M. Pd.
Dosen Pembimbing:
Syaiful Musaddat, M. Pd.
Oleh Dian Mahendra
NIM. E1C013005
PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis tentang Analisis Amanat Novel Salah Pilih Melalui Pendekatan Struktural, sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Apresiasi Prosa Fiksi pada Program Studi S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah FKIP Universitas Mataram.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Syaiful Musaddat, M. Pd. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Apresiasi Prosa Fiksi yang telah membimbing dan mengarahkan penulis hingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada segenap pihak yang telah membantu terselesaikannya karya tulis ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih memiliki kekurangan dan kelemahan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi demi pengembangan dan peningkatan karya tulis ini. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan sumbangsih yang otentik bagi dunia bahasa dan sastra.
Mataram, 22 November 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Novel merupakan salah satu jenis karya sastra yang umum di masyarakat luas. Novel merupakan karya sastra yang bersifat fiksi dan mempunyai sisi keindahan, baik dari segi bahasa maupun isinya. Pembuatan novel tidak bisa lepas dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik novel. Salah satu unsur tersebut adalah amanat.
Amanat merupakan suatu pesan dan kesan yang dapat memberikan pengetahuan, wawasan, pelajaran, dan makna tersendiri mengenai segala sesuatu yang dituangkan dalam cerita. Pesan tersebut memberikan makna melalui sisi seni dan hiburan yang menyentuh batin dan perasaan seseorang dalam kehidupannya.
Amanat merupakan suatu pesan dan kesan yang dapat memberikan pengetahuan, wawasan, pelajaran, dan makna tersendiri mengenai segala sesuatu yang dituangkan dalam cerita. Pesan tersebut memberikan makna melalui sisi seni dan hiburan yang menyentuh batin dan perasaan seseorang dalam kehidupannya.
Salah satu novel yang banyak mengandung pesan moral adalah novel Salah Pilih karya Nur Sutan Iskandar. Novel ini adalah novel klasik yang sangat fenomenal. Novel ini menyajikan kehidupan budaya khas Minangkabau dengan pesan moral yang sangat bagus untuk dikaji.
Pendekatan struktural dipilih sebagai metode analisis karena pendekatan ini memandang karya sastra sebagai satu kesatuan makna secara keseluruhan. Prinsip pendekatan struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, sedetail, semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.
Apakah amanat novel Salah Pilih?
C. Tujuan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui amanat yang terkandung dalam novel “Salah Pilih”.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari analaisis ini adalah:
- Dapat dijadikan bacaan tambahan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
- Dapat dijadikan sebagai referensi tambahan dalam analisis karya-karya sastra.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Amanat dalam Karya Sastra
1. Pengertian Amanat
Pengertian amanat dalam karya sastra ditujukan sebagai sisi nilai moral dalam sebuah karya sastra. Sisi moral inilah yang disebut sebagai pesan yaang akan disampaikan kepada pembaca melalui sebuah karya sastra. Amanat merupakan bagian dari unsur instrinsik dalam karya sastra yang memberikan makna dan jiwa dalam karya sastra tersebut.
Menurut Jaelani, amanat adalah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan di dalam karya sastra. Dengan kalimat lain amanat merupakan inti dari gagasan dan buah pikiran yang ingin disampaiakan oleh pengarang melalui perjalanan cerita. Amanat dapat disebut juga sebagai pesan dan makna.
Amanat sebagai pesan mengandung nilai moral yang berisi buah pikir yang ingin disampaikan penulis dalam karya sastra. Amanat sebagai makna merupakan intisari dari hakikat cerita yang ingin disampaikan oleh penulis. Meskipun amanat sebagai pesan maupun makna sama-sama mengandung nilai moral, akan tetapi makna lebih muncul secara tersirat dalam karya sastra dibandingkan dengan amanat sebagai pesan. Selain itu, amanat sebagai makna dapat dipahami dalam berbagai sudut pandang orang yang membacanya.
Berdasarkan bentuknya, makna dibagi menjadi makna niatan dan makna muatan. Makna niatan merupakan makna yang ditulis sesuai dengan niatan dan keinginan penulis sehingga tulisan sesuai dengan niatan penulis. Sedangkan makna muatan adalah makna yang terdapat dan termuat dalam karya sastra tersebut.
Selanjutnya Rochmatin memaparkan bahwa amanat adalah adalah pesan/kesan yang dapat memberikan tambahan pengetahuan, pendidikan, dan sesuatu yang bermakna dalam hidup yang memberikan penghiburan, kepuasan dan kekayaan batin kita terhadap hidup.
Berdasarkan uraian di atas, amanat merupakan suatu pesan dan kesan yang dapat memberikan pengetahuan, wawasan, pelajaran, dan makna tersendiri mengenai segala sesuatu yang dituangkan dalam cerita. Pesan tersebut memberikan makna melalui sisi seni dan hiburan yang menyentuh batin dan perasaan seseorang dalam kehidupannya.
Dalam karya sastra, amanat dapat dituliskan sesuai dengan alur pembawaan cerita atau penyampaian amanat biasanya berada di akhir cerita sekaligus penutup cerita dan konflik cerita yang dihadirkan. Amanat dapat disampaikan secara tersurat mupun tersirat sesuai gaya penceritaan penulis.
B. Pendekatan Struktural
Pendekatan sturuktural melihat karya sastra sebagai satu kesatuan makna secara keseluruhan. Menurut Teeuw, pendekatan struktural mencoba menguraikan keterkaitan dan fungsi masing-masing unsur karya sastra sebagai kesatuan struktural yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Pendekatan struktural membongkar seluruh isi (unsur-unsur intrinsik di dalam novel) dan menghubungkan relevansinya antara unsur-unsur di dalamnya.
Teori struktural sastra merupakan sebuah teori untuk mendekati teks-teks sastra yang menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks. Struktural sastra mengupayakan adanya suatu dasar yang ilmiah bagi teori sastra, seperti halnya disiplin-disiplin ilmu lainnya. Teeuw mengungkapkan, asumsi dasar struktural adalah teks sastra merupakan keseluruhan, kesatuan yang bulat dan mempunyai koherensi batiniah. Struktural secara khusus mengacu pada praktik kritik sastra yang model analisisnya didasarkan pada teori linguistik modern, yang pendekatannya selalu pada unsur intrinsik (struktur kesusastraan) dan menganggap teks sastra adalah yang otonom.
Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, sedetail, dan sedalam mungkin tentang keterkaitan dan hubungan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Analisis struktural merupakan satu langkah, satu sarana atau alat dalam proses pemberian makna dan dalam usaha ilmiah untuk memahami proses dengan cara sesempurna mungkin.
BAB III
METODE
Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah pendekatan struktural. Prinsip pendekatan struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, sedetail, semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh.
Selanjutnya, Teeuw mengungkapkan bahwa analisis struktur merupakan suatu langkah, suatu sarana atau alat dalam proses pemberian makna dan dalam usaha ilmiah untuk memahami proses itu sesempurna mungkin, langkah itu tidak boleh dimutlakkan, tetapi tidak boleh pula ditiadakan atau dilampaui. Pendekatan struktural ini penulis gunakan sebagai pijakan untuk menjelaskan amanat yang terkandung dalam novel Salah Pilih.
Ada dua kategori sumber dalam analisis ini, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah bahan yang menjadi objek analisis. Objek analisis terdiri atas objek formal dan objek material. Objek formal dilatarbelakangi oleh permasalahan yang akan dibahas dalam analisis ini, yaitu amanat. Sedangkan objek material berupa novel Salah Pilih.
Sumber sekunder merupakan sumber pendukung penelitian yang diperoleh dari sumber-sumber kepustakaan tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu, penelitian ini sepenuhnya dilakukan melalui studi kepustakaan. Langkah kerja yang dilakukan adalah membaca, mencatat, dan mengkaji rujukan-rujukan yang berhubungan dengan objek penelitian.
Dalam analisis amanat novel Salah Pilih ini, analisis tidak dilakukan secara keseluruhan isi novel, melainkan hanya menganalisis bab 20 (bab terakhir) dari novel ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis amanat menggunakan pendekatan struktural diperoleh amanat sebagai berikut:
Pertama:
Janganlah terlalu kaku dengan ketentuan adat, ketentuan adat harus disesuaikan dengan perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan masyarakat.
Ketika Asri dan Asnah pergi meninggalkan kampung untuk menikah, orang-orang kampung banyak yang menggunjing, mengejek, dan mencemooh mereka karena telah melanggar adat, yaitu menikah dengan sesama suku.
“Bukan kepalang marah, berang, dan sakit hati orang kampung mendengar kabar itu. Nama kedua mereka itu lekas sekali menjadi buah gunjing, ejek, dan cemooh ... Lari dengan saudara ... ? Seolah-olah tidak ada lagi perempuan lain yang patut jadi jodohnya! Lebih-lebih pemandangan dan tempelak yang kasar dan tajam keluar dari mulut orang yang kecewa, laki-laki dan perempuan, randa dan gadis, ... .”
Namun, setelah beberapa tahun Asri dan Asnah meninggalkan kampung itu, barulah warga kampung merasa kehilangan sosok cerdas seperti mereka yang dapat memajukan kampung halaman. Akhirnya para warga kampung pun mengirimi Asri dan Asnah surat supaya mereka kembali ke kampung halaman.
“Hura! Kanda diminta orang dengan keras pulang ke kampung, Kanda akan diangkat jadi kepala negeri ... Kita mesti pulang, Asnah, ke rumah gedeng.”
“Bukan kepalang marah, berang, dan sakit hati orang kampung mendengar kabar itu. Nama kedua mereka itu lekas sekali menjadi buah gunjing, ejek, dan cemooh ... Lari dengan saudara ... ? Seolah-olah tidak ada lagi perempuan lain yang patut jadi jodohnya! Lebih-lebih pemandangan dan tempelak yang kasar dan tajam keluar dari mulut orang yang kecewa, laki-laki dan perempuan, randa dan gadis, ... .”
Namun, setelah beberapa tahun Asri dan Asnah meninggalkan kampung itu, barulah warga kampung merasa kehilangan sosok cerdas seperti mereka yang dapat memajukan kampung halaman. Akhirnya para warga kampung pun mengirimi Asri dan Asnah surat supaya mereka kembali ke kampung halaman.
“Hura! Kanda diminta orang dengan keras pulang ke kampung, Kanda akan diangkat jadi kepala negeri ... Kita mesti pulang, Asnah, ke rumah gedeng.”
Kedua:
Janganlah cepat berputus asa, teruslah berjuang dengan sekuat tenaga dan pikiran.
Ketika Asri dan Asnah sampai di Kota Jakarta, mereka mendapat cobaan yang lebih berat lagi. Mereka dijauhi dan disisihkan oleh orang sekelilingnya. Akan tetapi mereka tidak menghiraukannya, mereka terus berjuang dengan sepenuh tenaga dan pikiran untuk mendapat penghidupan yang layak bagi mereka. Dan akhirnya mereka mendapat pekerjaan dan hidup bahagia serta disenangi oleh masyarakat sekitar yang dulu menjauhi mereka.
“Oleh karena itu Asri tetap berjuang. Surat berhenti dengan hormat daripada pekerjaan klerk, ... akan mendapat jabatan baru.”
“Kedua suami istri yang berbahagia itu sudah setahun lebih tinggal di kota besar lagi ramai itu. ...”
Ketiga:
Bersabarlah dalam segala keadaan. Janganlah membalas perbuatan buruk dengn perbuatan buruk juga. Bersopan santun dan beramah-tamahlah dalam bergaul dan bermasyarakat.
Lihat penjelasan kedua.
Keempat:
Harta tidak selamanya dapat membuat kehidupan rumah tangga menjadi bahagia, tentram, dan damai. Cita kasihlah yang mampu membuatnya demikian.
Walaupun Asri sudah mendapat pekerjaan, namun kehidupan mereka masih tidak berkecukupaan. Mereka masih miskin harta benda, tetapi kaya raya dalam dunia bersuami istri. Kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis, bahagia, tentram, dan damai karena kehidupan rumah tangga mereka dihiasi dengan penuh cinta dan kasih.
“... Mereka itu masih miskin dalam kebendahaan, tetapi sudah kaya raya dalam dunia bersuami istri. Ketika itu barulah terasa benar-benar oleh Asri lazat dan nikmat berumah tangga. Walaupun baru dapat diam di rumah sewaan kecil, tetapi ia adalah di dalam seorang istri yang tahu akan kewajibannya lahir dan batin. ...”
Kelima:
Bimbinglah anak negeri kita menuju jalan kebaikan, caapailah kemajuan dengan bijaksana! Bangun kembali rasa sosial bangsa kita, jangan mencari dan mengumpulkan kekayaan hanya untuk diri sendiri. Jangan sekedar memperkuat kedudukan kapitalis asing dengan kapitalis bangsa sendiri yang lebih kejam.
Amanat ini tersurat dalam novel Salah Pilih, seperti kutipan di bawah ini.
“...Oleh sebab itu bimbinglah anak negeri kita ke jalan kebaikan, capailah kemajuan dengan bijaksana! Bangkitkan batang terendam, bangunkan kembali rasa sosial bangsa kita, sehingga orang awak yang banyak hidup dengan perniagaan di mana-mana insaf, bahwa mencari dan mengumpulkan kekayaan itu bukanlah untuk keperluan dirinya masing-masing saja. Jangan sekadar memperkuat kedudukan kapitalis asing dengan kapitalis bangsa sendiri yang lebih kejam...”
Amanat ini tersurat dalam novel Salah Pilih, seperti kutipan di bawah ini.
“...Oleh sebab itu bimbinglah anak negeri kita ke jalan kebaikan, capailah kemajuan dengan bijaksana! Bangkitkan batang terendam, bangunkan kembali rasa sosial bangsa kita, sehingga orang awak yang banyak hidup dengan perniagaan di mana-mana insaf, bahwa mencari dan mengumpulkan kekayaan itu bukanlah untuk keperluan dirinya masing-masing saja. Jangan sekadar memperkuat kedudukan kapitalis asing dengan kapitalis bangsa sendiri yang lebih kejam...”
Keenam:
Ketika kita sudah mencapai kesuksesan, jangan pernah melupakan satu hal yang paling penting dalam kehidupan kita, yaitu orang tua.
Ketika Asri dan Asnah pulang dari Jakarta karena mendapat panggilan dari masyarakat untuk menjadi kepala negeri, mereka tidak pernah melupakan ibundanya tercinta.
“Benar, Kanda, supaya kita dapat menjelang Ibu Mariah dahulu...”
“Syukur Dinda tak lupa-lupa akan ibunda yang budiman itu.”
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang amanat novel Salah Pilih , dapat disimpulkan bahwa amanat dari novel tersebut adalah sebagi berikut.
- Janganlah terlalu kaku dengan ketentuan adat, ketentuan adat harus disesuaikan dengan perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan masyarakat.
- Janganlah cepat berputus asa, teruslah berjuang dengan sekuat tenaga dan pikiran.
- Bersabarlah dalam segala keadaan. Janganlah membalas perbuatan buruk dengn perbuatan buruk juga. Bersopan santun dan beramah-tamahlah dalam bergaul dan bermasyarakat.
- Harta tidak selamanya dapat membuat kehidupan rumah tangga menjadi bahagia, tentram, dan damai. Cita kasihlah yang mampu membuatnya demikian.
- Bimbinglah anak negeri kita menuju jalan kebaikan, caapailah kemajuan dengan bijaksana! Bangun kembali rasa sosial bangsa kita, jangan mencari dan mengumpulkan kekayaan hanya untuk diri sendiri. Jangan sekedar memperkuat kedudukan kapitalis asing dengan kapitalis bangsa sendiri yang lebih kejam.
- Ketika kita sudah mencapai kesuksesan, jangan pernah melupakan satu hal yang paling penting dalam kehidupan kita, yaitu orang tua.
B. Penutup
Perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam dan menyeluruh tentang amanat novel Salah Pilih.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, Nur Sutan. 2006. Saalah Pilih. Jakarta: Balai Pustaka.
Jaelani, Alfian. 2011. Pengertian Unsur Instrinsik dan Unsur Ekstrinsik dalam Karya Sastra. Online: http://alfianjaelani.blogspot.com/p/pengertian-unsur-intrinsik-dan.html diakses pada 30 November 2014 Pukul 16.11 Wita.
Kita, Bimbingan Gratis. 2012. Pengertian Amanat dalam Sastra dan Karya Sastra. Online: http://www.bimbingan.org/pengertian-amanat-dalam-sastra.htm diakses pada 30 November 2014 Pukul 16.20 Wita.
Rochmatin. 2011. Unsur Instrinsik dan Unsur Ekstrinsik Karya Sastra. Online: http://jelajahduniabahasa.wordpress.com/2011/04/13/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-karya-sastra/ diakses pada 30 November 2014 Pukul 16.10 Wita.
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.
Jaelani, Alfian. 2011. Pengertian Unsur Instrinsik dan Unsur Ekstrinsik dalam Karya Sastra. Online: http://alfianjaelani.blogspot.com/p/pengertian-unsur-intrinsik-dan.html diakses pada 30 November 2014 Pukul 16.11 Wita.
Kita, Bimbingan Gratis. 2012. Pengertian Amanat dalam Sastra dan Karya Sastra. Online: http://www.bimbingan.org/pengertian-amanat-dalam-sastra.htm diakses pada 30 November 2014 Pukul 16.20 Wita.
Rochmatin. 2011. Unsur Instrinsik dan Unsur Ekstrinsik Karya Sastra. Online: http://jelajahduniabahasa.wordpress.com/2011/04/13/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-karya-sastra/ diakses pada 30 November 2014 Pukul 16.10 Wita.
Teeuw, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN
Sinopsis Novel Salah Pilih. Lihat di sini.