Sudahkah Kita Menjadi Wadah Penampung Doa yang Baik


Dalam hidup ini, seringkali kita mendengar keluhan orang-orang terkait dengan doa yang ia panjatkan kepada Allah. Kenapa doa saya tidak diijabah atau belum diijabah oleh Allah? Ada apa?

Hal seperti ini memang agak sulit diterima oleh manusia. Sudah berusaha, berdoa pula, tapi tetap belum dikabulkan.

Untuk menyikapi hal tersebut, kita harus selalu mengoreksi diri. Sejauh mana kita telah menjadi wadah penampung doa. Apakah kita sudah menjadi wadah penampung doa yang baik ataukah belum. Atau jangan-jangan kita masih seperti keranjang, tentu tidak akan dapat menampung air. 

Hati sebagai Wadah Penampung Doa

Suatu benda dapat dikatakan sebagai wadah jika ia mampu menampung atau menyimpan sesuatu. Misalnya mangkok sebagai wadah untuk makanan atau minuman, ember sebagai wadah untuk menampung air, dan sebagainya. Sangat tidak mungkin kita menampung air dengan menggunakan keranjang sebagai wadah. Demikain pula halnya dengan doa. Doa harus ditampung pada wadah yang baik, yakni wadah yang bersih dari dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Lalu, apakah wadah tersebut? Wadah yang dimaksud tentu saja adalah hati

Bersih dari Dosa Kecil maupun Besar


Dalam hal ini kita harus berhati-hati. Ibarat penyakit, sebelum berobat kita harus menentukan apa penyebabnya. Jadi, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa sebab doa kita tidak atau belum diijabah oleh Allah. Kita dapat mengetahui penyebab tersebut melalui jalan introspeksi diri. Kita harus merenungi apa-apa yang telah kita lakukan. Apakah ada yang melanggar larangan Allah? Apakah kita pernah melakukan maksiat? Apakah kita pernah berzina? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Apabila kita pernah melakukan segala sesuatu yang bertentangan dengan perintah Allah, maka jelaslah bahwa kita belum menjadi wadah penampung doa yang baik. Oleh karena itu, sangat wajar jika doa kita tak kunjung dikabulkan, karena kita tidak menampungnya dengan baik.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form