METODE EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN SASTRA CERPEN
Oleh Kelompok VI Mata Kuliah Metode Pembelajaran Sastra pada Program Studi S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah FKIP Universitas Mataram
Tahun 2015
Kelompok VI
Dian Mahendra (NIM. E1C013005)
Eva Sivana Dewi (NIM. E1C013007)
Halimah (NIM. E1C013008)
Iyusmi Zakia (NIM. E1C013012)
Muhammad Irfandi (NIM. E1C012036)
Nur Annisah N. (NIM. E1C013030)
Eva Sivana Dewi (NIM. E1C013007)
Halimah (NIM. E1C013008)
Iyusmi Zakia (NIM. E1C013012)
Muhammad Irfandi (NIM. E1C012036)
Nur Annisah N. (NIM. E1C013030)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cerita pendek atau yang lebih dikenal dengan cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra yang populer di kalangan masyarakat. Cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Alur cerita dalam cerpen biasanya lebih padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, dan bahasa secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.
Namun pada kenyataannya, banyak orang yang kehabisan ide ketika menulis cerpen. Ketika mereka telah menulis setengah cerita, mereka bingung akan dibawa kemana akhir cerita tersebut. Kasus seperti ini sering ditemukan dalam pembelajarn cerpen di sekolah. Ketika guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis sebuah cerpen dalam batasan waktu tertentu, hanya segelintir siswa yang mampu merampungkan cerpen mereka, sebagian lainnya hanya mampu menyelesaikan setengahnya.
Hal ini terjadi bukanlan akibat guru memberikan waktu yang terlalu singkat, melainkan kurangnya kemampuan siswa untuk menyusun ide-ide atau gagasan yang logis dan urut menjadi suatu yang kompleks dalam pikiran mereka. Siswa cenderung memikirkan alur cerita yang ditulisnya satu per satu sembari mereka menulis cerita tersebut. Akibatnya, cerita yang mereka tulis mengalir tanpa arah ketika mereka menulisnya.
Ini terjadi akibat pembelajaran cerpen yang lebih difokuskan pada pencarian unsur-unsur intrinsik dalam sebuah cerpen saja tanpa adanya perhatian khusus terhadap teknik menulis cerpen itu sendiri. Sehingga, siswa hanya pandai mendeskripsikan unsur intrinsik dari sebuah cerpen, namun kurang pandai menulis sebuah cerpen.
Dapat disimpulkan, perlu adanya sebuah metode baru yang memokuskan pembelajaran pada kedua aspek tersebut, mengapresiasi dan menulis cerpen. Siswa perlu dilatih untuk berfikir logis dan urut, serta mampu merangkaikan ide atau gagasan mereka menjadi sebuah kesatuan yang utuh, tidak hanya sepenggal-sepenggal. Hingga nantinya mereka mampu merampungkan sebuah cerpen tanpa kehabisan ide di tengah jalan.
Berdasarkan uraian di atas, kehadiran tulisan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa fakultas keguruan, khususnya jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang nantinya akan mengajarkan pembelajaran cerpen di sekolah dalam mengenal metode yang paling tepat untuk pembelajaran tersebut. Tulisan berupa artikel ini diberi judul “Metode Pembelajaran Cerpen”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yanag akan dibahas dalam tulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
- Apa sajakah metode-metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran cerpen?
- Metode apakah yang paling efektif dalam pembelajaran cerpen?
II. PEMBAHASAN
2.1 Macam-Macam Metode Pembelajaran Cerpen
Terdapat banyak sekali metode-metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran cerpen di sekolah. Namun, dalam tulisan ini, metode tersebut diklasifikasikan menjadi dua, yaitu metode pembelajaran menulis cerpen dan metode pembelajaran apresiasi cerpen.
2.1.1 Metode Pembelajaran Menulis Cerpen
1. Metode Cerita Mengalis
Metode cerita mengalir dilaksanakan secara berkelompok. Adapun langkah-langkah penggunaannya adalah sebagai berikut.
- Guru membuat awal cerita yang akan dikembangkan oleh siswa.
- Guru memberikan pengantar tentang cara melakukan kegiatan cerita mengalir.
- Guru meluruskan tempat duduk siswa yang satu deret ke belakang tersebut merupakan kelompok yang sama.
- Setelah siswa siap, guru memberikan lembar kertas yang sudah tertera awal cerita kepada siswa yang duduk paling depan, kemudian siswa tersebut melanjutka ceritanya.
- Setelah itu, kertas itu diberikan pada siswa nomor 2, dan siswa tersebut melanjutkan ceritanya. Begitu seterusnya hingga siswa paling belakang (akhir).
- Setelah itu, guru mereview hasil cerita siswa kemudian mengomentarinya dan mengaitkannya dengan pembelajaran menulis cerpen.
2. Metode Urutkan Cerita
Metode ini dilaksanakan dengan cara memberikan lembar kerja yang berisi cerita pendek yang disusun secara tidak sistematis, kemudian siswa diminta untuk mengurutkan cerita tersebut sehingga sistematis.
3. Metode Menulis dari Gambar
Metode ini dilaksanakan dengan cara memberikan gambar yang berisi rangkaian cerita kepada siswa, kemudian siswa menulis cerita pendek berdasarkan gambar yang dilihatnya.
4. Metode Kerangka Tulisan
Metode ini dilaksanakan dengan cara memberikan kerangka cerita pendek kepada siswa, kemudian siswa diminta untuk mengembangkannya menjadi cerita pendek yang utuh. Metode ini juga dapat disajikan dengan meminta siswa untuk membuat sendiri kerangka cerita pendeknya, kemudian mengembangkannya menjadi cerita pendek yang utuh.
2.1.2 Metode Pembelajaran Apresiasi Cerpen
1. Metode Reseptif
Metode reseptif mengarah pada proses penerimaan isi cerita pendek yang dibaca oleh siswa baik secara tersirat, tersurat, ataupun tersorot. Adapun langkah-langkahnya adalah: (1) guru membagikan lembar kerja berisi cerita pendek dan pertanyaan tentang isi cerita pendek tersebut, (2) guru meminta siswa membaca cerita tersebut selama beberapa menit, (3) guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan tentang isi cerita pendek yang dibaca.
2. Metode Integratif
Metode integratif pembelajaran cerpen dilaksanakan dengan menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Metode ini dibagi menjadi dua, yaitu interbidang studi dan antarbidang studi. Misalnya, menyatukan aspek menulis cerita pendek dengan membaca, menyimak, dan menceritakan cerita pendek.
3. Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Misalnya, komponen materi pembelajaran yang terdiri dari menentukan unsur instrinsik cerpen dan unsur ekstrinsik cerpen disatukan dalam tema “Lingkungan” atau “Kenakalan Remaja”.
4. Metode Partisipatori
Metode pembelajaran partisipatori lebih menekankan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Misalnya dalam pembelajaran apresiasi cerpen dalam bentuk bermain peran, siswa dilibatkan secara langsung layaknya seorang tokoh dalam cerpen tersebut.
2.1.3 Metode Efektif dalam Pembelajaran Cerpen
Setiap model pembelajaran tentu tidak terlepas dari kekurangan. Oleh karena itu, dalam penerapan metode-metode tersebut, guru perlu memperhatikan unsur-unsur yang mendukung proses pembelajaran yang efektif. Unsur tersebut antara lain: siswa, guru, sarana, dan prasarana.
Dari sekian metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran cerpen, terdapat salah satu metode pembelajaran yang paling efektif, yaitu metode tabel kerangka konsep. Metode ini merupakan perpaduan antara metode kerangka konsep (struktural) dan metode partisipatori. Berikut akan diuraikan langkah-langkah pembelajaran cerpen dengan menggunakan metode tabel kerangka konsep.
1. Pembelajaran Menulis Cerpen
- Guru memberikan penjelasan tentang teknik pembelajaran.
- Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang berisikan 4 orang.
- Guru memberikan tabel kerangka konsep cerpen pada tiap kelompok.
- Tiap siswa mendeskripsikan diri mereka kepada teman kelompoknya sebagi tokoh dalam cerpen yang akan dibuat.
- Masing-masing kelompok mengisi tabel kerangka konsep cerpen .
- Siswa mulai menuliskan uraian dan kerangka tersebut menjadi sebuah cerpen.
- Menjelaskan amanat cerpen.
- Guru merefleksikan kegiatan tersebut.
2. Pembelajaran Apresiasi Cerpen
- Guru memberikan penjelasan tentang teknik pembelajaran.
- Guru membagikan teks cerpen dan tabel kerangka konsep cerpen kepada siswa.
- Siswa mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dalam cerpen.
- Siswa mengisi tabel kerangka konsep cerpen.
- Guru menunjuk beberapa siswa untuk melaporkan hasil kerangka yang dibuatnya.
- Guru merefleksikan kegiatan tersebut.
Setelah mencermati langkah-langkah kegiatan pembelajaran cerpen dengan menggunakan metode tabel kerangka konsep di atas, tentu masih terdapat kekurangan. Namun, sekali lagi ditekankan bahwa kekurangan tersebut akan muncul jika guru tidak memperhatikan unsur-unsur pendukung kegiatan pembelajaran tersebut, seperti: siswa, guru, sarana, dan prasarana. Terlepas dari kekurangan tersebut, terdapat pula beberapa kelebihan. Berikut ini akan disajikan kelebihan dari metode tabel kerangka konsep.
- Ekonomis, karena hanya menggunakan 2 lembar kertas sebagai pedoman.Dapat diaplikasikan disemua sekolah, baik di pelosok maupun di kota.
- Efisien, bisa digunakan dalam 2 aspek pembelajaran, baik menulis maupun mengapresiasi cerpen.
- Guru mudah mengakomodir kelas, baik dari segi waktu maupun kondusifitas pembelajaran.
- Melatih kognitif siswa dalam berpikir logis dan urut.
- Melatih siswa dapat mendeskripsikan diri sendiri (dalam menulis cerpen).
- Siswa dengan mudah mengetahui unsur intrinsik cerpen.
III. PENUTUP
Demikianlah tulisan ini dibuat. Sebagai catatan penutup, berikut disajikan model tabel kerangka konsep yang digunakan sebagai sebuah metode dalam pembelajaran sastra cerpen.
Tabel Kerangka Konsep dalam Pembelajaran Sastra Cerpen
NO
|
UNSUR INSTRINSIK
|
KERANGKA KONSEP
|
|
1
|
Tema
|
||
2
|
Alur/Plot (Maju, Mundur, Campuran)
|
||
Tahap Alur:
- Perkenalan
- Pemunculan Konflik
- Penanjakan Konflik
- Klimaks
- Penyelesaian
|
|||
3
|
Latar/Setting
|
Waktu
|
|
Tempat
|
|||
Suasana
|
|||
4
|
Penokohan
|
||
5
|
Sudut Pandang
|
||
6
|
Amanat
|
||
7
|
Gaya Bahasa
|