PEMBENTUKAN VERBA DARI DASAR NOMINA
DALAM BAHASA SASAK HALUS
Dian Mahendra
Universitas Mataram
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan verba dari dasar nomina dalam
bahasa Sasak halus. Dalam penelitian ini dipaparkan tipe-tipe pembentukan verba
dari dasar nomina dalam BSH dan proses morfofonemiknya. Data diambil dari
tuturan lisan pengguna BSH. Metode padan ekstralingual dengan teknik
referensial dan metode disribusional dengan teknik urai unsur terkecil dan
teknik oposisi dua-dua digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini. Dari
hasil analisis data tersebut ditemukan sembilan tipe pembentukan verba dari dasar
nomina dalam BSH,
yaitu tipe Zero+DN, {N-}+DN, {b«-}+DN, DN+{-an}, DN+{-in}, {N-}+DN+{-an}, {N-}+DN+{-in}, {t«-}+DN+{-an}, dan {t«-}+DN+{-in}. Adapun proses
morfofonemik yang ditemukan dalam penelitian ini berupa penambahan fonem,
pelesapan fonem, dan penggantian fonem.
Kata kunci: pembentukan verba, nomina,
proses morfofonemik
PEMBENTUKAN
VERBA DARI DASAR NOMINA DALAM BSH
Pembentukan verba
dari dasar nomina dalam bahasa Sasak halus (hencefort: BSH) termasuk kajian morfologi
derivasional. Pembentukan derivasional adalah pembentukan yang menghasilkan
kata baru yang berbeda dari dasarnya atau pembentukan yang menyebabkan
terjadinya perubahan identitas leksikal. Dengan kalimat lain, dapat dikatakan
bahwa pembentukan kata secara derivasional tidak hanya dilihat dari perubahan
kelas kata, tetapi ada juga pembentukan kata yang tidak merubah kelas kata,
namun merubah arti leksikalnya (bandingkan Sukri, 2008: 44; Subroto, 2012: 10;
Purnanto, 2006: 137; Ba’dulu dan Herman, 2005: 11; Verhaar, 2012: 117, 121,
143; dan Abdullah, 2012: 130). Sebagai contoh, misalnya kata cangkul (N) → mencangkul (V) termasuk proses derivasi karena mengubah kelas kata dari
N menjadi V. Sementara itu, perubahan kata lurah
(N) → kelurahan (N) juga termasuk
proses derivasi walaupun tidak mengubah kelas kata. Hal ini disebabkan karena
adanya perubahan identitas leksikal berupa fitur semantis dari kedua kata
tersebut. Kata lurah (N) memiliki fitur semantis bernyawa, dapat
bergerak, manusia, dan punya pikiran (Pak
lurah Sujono). Sedangkan kelurahan (N) memiliki fitur semantis tak bernyawa,
bukan manusia, dan menyangkut sistem pemerintahan di tingkat desa yang memiliki
wilayah dan perangkat tertentu.
Perubahan
kelas kata tersebut pada umumnya dilakukan melalui proses afiksasi. Namun, ada
juga beberapa ahli yang mengatakan bahwa pemajemukan/komposisi juga dapat
menghasilkan kata baru. Selain itu, dalam beberapa bahasa, perubahan tersebut
juga dimungkinkan melalui proses derivasi zero. Derivasi zero atau konversi
sebagaimana yang dikemukakan oleh Edi Subroto (2012: 16) merupakan pembentukan
yang menghasilkan leksem berbeda tanpa perubahan bentuk. Misalnya leksem gunting (N) menjadi leksem gunting (V). Leksem gunting (N) terlihat
dalam kalimat “Ibu membeli gunting baru.”,
sedangkan leksem gunting (V) terdapat
dalam kalimat “Gunting kertas itu!”.
Dengan demikian, pembentukan dari leksem gunting
(N) menjadi gunting (V) termasuk
derivasional melalui proses derivasi zero. Selanjutnya, yang menjadi persoalan
dalam proses derivasi zero itu adalah manakah yang menjadi input (dasar) dan manakah
yang menjadi output (bentukan). Dalam kaitan ini, peneliti sependapat
dengan pendapat Marchand dalam Edi Subroto (2012: 17) yang menyatakan bahwa
satuan yang definisi semantisnya bergantung pada satuan lain disebut keluaran (output) dan yang lain sebagai masukan (input). Misalnya, tuturan “gunting kain itu” berarti ‘potong kain itu dengan gunting’. Jadi,
tuturan tersebut mengasumsikan adanya satuan “gunting”. Oleh karena itu, gunting
(V) dianggap sebagai keluaran,
sedangkan gunting (N) dianggap sebagai masukan.
Hasil
pembentukan verba dari dasar nomina dalam BSH dapat diklasifikasikan menjadi
sembilan tipe, yakni tipe Zero+DN, {N-}+DN, {b«-} +DN, DN+{-an},
DN+{-in}, {N-}+DN+{-an}, {N-}+DN+{-in}, {t«-}+DN+{-an}, dan {t«-}+DN+{-in}.
Tipe
Zero+DN
Tipe ini
merupakan tipe pembentukan verba dari dasar nomina dengan melekatkan morfem
zero pada bentuk dasar (hencefort: BD).
Dengan kalimat lain, pembentukan verba dengan tipe ini tidak merubah bentuk
tetapi hanya merubah kelas katanya.
Pembentukan verba dari dasar nomina
dengan morfem zero ini menunjukkan proses derivasional karena terjadi perubahan
kelas kata. Data yang diperoleh di lapangan tentang verba tipe zero+DN yang
dianggap berasal dari BD nomina adalah sebagai berikut.
N V
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
tambah
[tambah] ‘cangkul’ → tambah [tambah] ‘cangkul’
sendok
[s«ndok]
‘sendok’ → sendok [s«ndok]
‘sendok’
awis
[awIs] ‘sabit’ → awis
[awIs] ‘sabit’
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Data-data
di atas dapat dianalisis kelas katanya dengan cara melihat valensi
sintaksisnya. Contohnya dapat dilihat pada kalimat berikut ini.
(1)
Niniq tiang numbas tambah.
[nini? tiaN
nUmbas tambah]
‘kakek saya membeli cangkul’
(2)
Tambah bangket nike!
[tambah baNk«t nik«]
‘cangkul sawah itu’
Dari kedua kalimat di atas, kata tambah pada kalimat pertama merupakan
nomina, sedangkan kata tambah pada
kalimat kedua merupakan verba. Selanjutnya, kata tambah (N) dikatakan sebagai dasar dan
kata tambah (V) dikatakan sebagai
bentukan/turunan. Hal ini terlihat jelas pada kalimat kedua yang mengasumsikan
adanya satuan tambah yang dapat
digunakan untuk membajak sawah.
Tipe
{N-}+DN
Tipe ini
merupakan perpaduan antara morfem prefiks {N-}
yang dilekatkan pada BD nomina. Morfem prefiks {N-}
mempunyai beberapa morf, antara lain {N-},
{N«-}, {m-}, {ñ-}, dan {n-}. Berikut
contoh kata bentukan (hencefort: KB)
dari tipe ini.
N V
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
lanjar
[lanjar] ‘rokok’ → ngelanjar [N«lanjar] ‘merokok’
ajeng
[aj«N] ‘nasi’ → ngajeng [Naj«N] ‘makan nasi’
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Pembentukan dengan
tipe di atas menunjukkan adanya proses morfofonemik. Pada KB ngelanjar, terjadi penambahan fonem /«/ pada morfem
prefiks {N-} sehingga realisasinya menjadi {N«-}. Sementara itu,
pada KB ngajeng tidak terdapat
perubahan fonemis apapun. Ketika BD ajeng
dilekatkan dengan morfem afiks {N-}, hanya terjadi
penambahan bunyi /N/ saja.
Tipe
{b«-} +DN
Tipe ini
merupakan perpaduan antara morfem prefiks {b«-}
yang dilekatkan pada BD nomina. Adapun morfem prefiks {b«-} memiliki tiga buah alomorf, yaitu {b«-},
{b«l-},
dan {b«r-}.
Berikut contoh KB dari tipe ini.
N V
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
baos
[bawos] ‘pesan’ → bebaos [b«bawos]
‘berpesan’
base
[bas«]
‘kata’ → bebase [b«bas«]
‘berkata’
kuace
[kuwac«]
‘baju’ → bekuace [b«kuwac«] ‘memakai baju’
seluar
[s«luwar]
‘kain’ → beseluar [b«s«luwar] ‘memakai kain’
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan
data-data di atas, dalam pendistribusian morfem prefiks {b«-} dengan BD tidak
ditemukan perubahan apapun. Artinya, ketika morfem prefiks {b«-} dilekatkan dengan
BD, maka BD tersebut tidak mengalami perubahan fonemis, melainkan hanya
mengalami penambahan bunyi [b«] saja.
Tipe
DN+{-an}
Tipe ini
merupakan perpaduan antara morfem sufiks {-an} yang melekat pada BD nomina. Adapun KB yang dihasilkan melalui tipe
ini adalah sebagai berikut.
N V
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
baos
[bawos] ‘pesan’ → baosan [bawosan] ‘sampaikan’
base
[bas«]
‘kata’ → basean [bas«yan] ‘katakan’
kuace
[kuwac«]
‘baju’ → kuacean [kuwac«an]
‘pakaikan baju’
seluar
[s«luwar]
‘kain’ → seluaran [s«luwaran]
‘pakaikan kain’
jinah
[jinah] ‘uang’ → jinahan [jinahan] ‘jualkan/uangkan’
gading
[gadIN]
‘tangan’ → gadingan [gadiNan]
‘bawakan’
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan
data-data di atas, dalam pendistribusian morfem sufiks {-an} dengan BD juga
tidak ditemukan adanya perubahan fonemis. Hal ini sama dengan morfem prefiks {b«-} sebagaimana
dikemukakan di atas. Jadi, BD yang dilekati morfem sufiks {-an} hanya mengalami
penambahan bunyi [an] saja.
Tipe
DN+{-in}
Tipe ini
merupakan perpaduan antara morfem sufiks {-in} yang melekat pada BD nomina.
Pada umumnya pembentukan dengan tipe ini sama dengan pembentukan dengan tipe di
atas, yakni tipe DN+{-an}. Adapun KB yang dihasilkan melalui tipe ini adalah
sebagai berikut.
N V
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
baos
[bawos] ‘pesan’ → baosin [bawosIn] ‘sampaikan’
base
[bas«]
‘kata’ → basein [bas«yIn] ‘katakan’
kuace
[kuwac«]
‘baju’ → kuacein [kuwac«yIn]
‘pakaikan baju’
seluar
[s«luwar]
‘kain’ → seluarin [s«luwarIn]
‘pakaikan kain’
jinah
[jinah] ‘uang’ → jinahin [jinahIn] ‘jualkan/uangkan’
gading
[gadIN]
‘tangan’ → gadingin [gadiNIn]
‘bawakan’
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Sebagaimana
pembentukan dengan tipe DN+{-an}, pembentukan dengan tipe
DN+{-in} juga tidak menunjukkan adanya perubahan fonemis. Adapun proses yang
terjadi ketika morfem sufiks {-in} dilekatkan pada BD adalah penambahan bunyi
/in/ pada akhir BD-nya.
Tipe
{N-}+DN+{-an}
Tipe ini
merupakan perpaduan antara morfem konfiks {N-an}
yang melekat pada BD nomina. Adapun KB yang dihasilkan melalui tipe ini adalah
sebagai berikut.
N V
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
pager
[pag«r]
‘pagar’ → mageran [mag«ran] ‘memagari’
anak
[anak] ‘anak’ → nganakan [Nanakan]
‘melahirkan’
angen
[aN«n] ‘angan’ → ngangenan [NaN«nan] ‘mengharapkan’
impi
[Impi] ‘mimpi’ → ngimpian [NImpian]
‘memimpikan’
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Data-data yang
dipaparkan di atas menunjukkan adanya proses morfofonemik. KB mageran dibentuk melalui kombinasi
antara morfem konfiks {N-an} yang melekat pada BD pager. Dalam proses tersebut, morfem {N-} mengalami
perubahan bunyi menjadi /m/ ketika dilekati dengan BD yang diawali fonem /p/.
Selanjutnya, KB nganakan, ngangenan, dan ngimpian tidak menunjukkan adanya
perubahan fonemis. Hal ini disebabkan karena dalam proses pelekatan morfem
konfiks {N-an} pada BD dari KB tersebut, hanya terjadi
penambahan bunyi /N/ di awal BD dan bunyi /an/ di akhir BD.
Tipe
{N-}+DN+{-in}
Tipe ini
merupakan perpaduan antara morfem konfiks {N-in}
yang melekat pada BD nomina. Adapun KB yang dihasilkan melalui tipe ini adalah
sebagai berikut.
N V
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
susu
[susu] ‘susu/payudara’ → nyusuin [ñusuwIn] ‘menyususi’
pupur [pupUr] ‘bedak’ → mupurin [mupurIn] ‘memakaikan bedak’
kincu [kIncu] ‘gincu’ → ngincuin [NIncuwIn]
‘memakaikan gincu’
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Berdasarkan data di
atas, terlihat adanya proses morfofonemik. KB nyusuin dibentuk melalui kombinasi morfem konfiks {N-in} yang melekat
pada BD susu. Dalam proses tersebut,
terjadi pelesapan fonem /s/ yang digantikan oleh fonem /ñ/ yang merupakan
salah satu alomorf dari morfem {N-}. KB mupurin juga mengalami proses
morfofonemik yang sama, yakni pelesapan fonem /p/ yang digantikan oleh fonem
/m/ yang merupakan salah satu alomorf dari morfem {N-}. Selanjutnya, KB ngincuin juga menunjukkan gejala yang
sama. Dalam proses pembentukannya, terjadi pelesapan fonem /k/ yang digantikan
oleh fonem /N/ yang juga merupakan salah satu alomorf dari
morfem {N-}.
Tipe
{t«-}+DN+{-an}
Tipe ini
merupakan perpaduan antara morfem konfiks {t«-an}
yang melekat pada BD nomina. Adapun KB yang dihasilkan melalui tipe ini adalah
sebagai berikut.
N V
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
gading
[gading] ‘tangan’ → tegadingan [t«gadiNan]
‘dibawakan’
jinah
[jinah] ‘uang’ → tejinahan [t«jinahan] ‘dijual/diuangkan’
owat
[owat] ‘obat’ → teowatan [t«owatan] ‘diobati’
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Data-data temuan di
atas tidak menujukkan adanya proses morfofonemik. Hal ini disebabkan karena
dalam proses pembentukannya, ketika morfem konfiks {t«-an} melekat pada BD
hanya terjadi penambahan bunyi /t«/ di awal BD dan bunyi
/an/ di akhir BD.
Tipe
{t«-}+DN+{-in}
Tipe ini
merupakan perpaduan antara morfem konfiks {t«-in}
yang melekat pada BD nomina. Pada umumnya pembentukan dengan tipe ini sama
dengan pembentukan dengan tipe {t«-}+DN+{-an}
di atas. Adapun KB yang dihasilkan melalui tipe ini adalah sebagai berikut.
N V
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
gading
[gading] ‘tangan’ → tegadingin [t«gadiNIn]
‘dibawakan’
jinah
[jinah] ‘uang’ → tejinahin [t«jinahIn] ‘dijual/diuangkan’
owat
[owat] ‘obat’ → teowatin [t«owatIn] ‘diobati’
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Berian data di atas
menunjukkan gejala yang sama dengan pembentukan melalui tipe {t«-}+DN+{-an}. Gejala tersebut
menunjukkan bahwa tidak ada perubahan fonemis yang terjadi dalam proses
pembentukan kata tersebut. Adapun proses yang terjadi hanyalah penambahan bunyi
/t«/
di awal BD dan bunyi /an/ di akhir BD.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Wakir, dkk. 2012. Pembentukan Verba dari
Dasar Nomina dalam Bahasa Indonesia. In: Jurnal Linguistik Indonesia Edisi
Agustus 2012 Nomor 2.
Alwasilah, A. Chaedar. 2011. Beberapa Mazhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Penerbit
Angkasa.
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Azhar, Lalu Muhammad. 1997. Kamus Bausastrǎ: Sasak – Indonesia dan Indonesia – Sasak. Klaten:
PT. Intan Pariwara.
Ba’dulu, Abdul Muis dan Herman. 2005. Morfosintaksis. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineke Cipta.
Hidayat, Toni Syamsul.
2010. Bahasa Sasak Halus Dan Prilaku Sosial Masyarakat Penuturnya. In:
Seminar Nasional Pemertahanan Bahasa Nusantara, 6 Mei 2010, Hotel Pandanaran
Semarang.
Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas
Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Mahsun, 2006. Kajian
Dialektologi Diakronis Bahasa Sasak di Pulau Lombok. Yogyakarta: Gama
Media.
, 2012. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi,
Metode, dan Tekniknya. Jakarta: Rajawali Press.
Muhammad. 2011. Paradigma
Kualitatif Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Liebe Book Press
Muslich, Masnur. 2014. Tata Bentuk Bahasa Indonesia: Kajian ke Arah Tata Bahasa Deskriptif. Jakarta:
Bumi Aksara.
Nababan, P.W.J. 1984. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Purnanto, Dwi. 2006. Kajian Morfologi Derivasional dan
Infleksional dalam Bahasa Indonesia. Jurnal Kajian Linguistik dan Sastra,
Volume 18, Nomor 35, 2006: 136-152.
Ramlan. 1980. Morfologi.
Yogyakarta: U.P. Karyono.
Sensus Penduduk Nusa Tenggara Barat Berdasarkan
Kabupaten Tahun 2016.
Subroto, Edi. 2012. Pemerian Morfologi Bahasa Indonesia: Berdasarkan Perspektif Derivasi
dan Infleksi Proses Afiksasi. Surakarta: Cakrawala Media.
Sukri, Muhammad. 2008. {m«N-}
sebagai Afiks Derivasional dan Infleksional dalam Bahasa Sasak Dialek
Kuto-Kute. Disertasi, Bali: Universitas Udayana.
,
2008. Morfologi: Kajian Antara Bentuk dan
Makna. Mataram: Cerdas Press.
Sumadi. 2012. Morfologi
Bahasa Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sumarsono. 2014. Sosiolinguistik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Thomas, Linda dan Shan Wareing. 2007. Bahasa, Masyarakat, dan Kekuasaan.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Verhaar, J.W.M. 2012. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Yulida, Ratna. 2008. Sistem Verba Bahasa Sasak Dialek
Bayan dari Dasar Verba dan Nomina. Tesis, Surakarta: Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret.